Kecamatan Posigadan, sebuah wilayah di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Sulut, menjadi tempat asal seorang penulis berbakat, Siska Saidi. Namanya mencuat di dunia kepenulisan berkat novelnya yang berjudul ‘Semua Akan Indah Pada Waktunya,’ yang mengantarkannya meraih gelar Penulis Terbaik 2023 versi Penerbit Lintang Semesta Publisher Awards 2023.
Dalam wawancara eksklusif, Siska berbagi kisah inspiratif tentang perjalanannya dari seorang pembaca yang gemar kata-kata puitis hingga menjadi novelis dan cerpenis.
Awal Mula yang Tak Disengaja
Siska mengaku tak pernah membayangkan dirinya akan menjadi penulis. “Jadi sebelumnya itu tidak pernah terpikirkan untuk jadi seorang penulis. Cuma karena memang memiliki hobi membaca dan suka dengan kata-kata yang puitis, saya coba buat kalimat-kalimat pendek,” ungkapnya.
Perjalanan menulisnya dimulai pada Januari 2021, berawal dari keisengan menulis puisi dua baris hingga berkembang menjadi puisi empat bait, cerpen, dan akhirnya novel. “Awalnya cuma iseng, dan akhirnya bisa jadi seorang penulis,” katanya.
Keberanian Siska untuk terus menulis tak lepas dari dukungan komunitas penulis yang ia temui secara daring. “Saya berteman dengan orang yang memang hobi dengan kata-kata puitis juga, terus diajak masuk ke sebuah grup. Di grup itu semua anggotanya penulis, dan saya dikenalkan dengan CEO salah satu penerbit indie di Jawa. Orang-orangnya ramah, baik, dan sangat welcome dengan pemula seperti saya,” cerita Siska.
Dukungan ini menjadi pendorong utama baginya untuk terus berkembang. “Mereka ajarin kita yang masih buta soal dunia tulis-menulis. Bahkan, mereka bagi materi dari grup lain atau situs, minta kita pelajari, dan uji coba. Mereka juga kasih aplikasi kepenulisan biar kita punya banyak fans. Pokoknya bener-bener welcome!” tambahnya antusias.
Karya yang Lahir dari Hati dan Kolaborasi
Dari keisengan itu, Siska berhasil menerbitkan beberapa karya. Novel solo pertamanya, ‘Semua Akan Indah Pada Waktunya,’ menjadi karya yang membawanya meraih penghargaan. Novel keduanya, ‘Sepenggal Kisah,’ merupakan karya non-fiksi yang terinspirasi dari kisah nyata seorang teman dari Bogor yang telah meninggal. “Dia minta bikin cerita supaya adiknya bisa dikenang lewat buku itu. Jadi ceritanya tentang perjalanan dari kecil sampai bisa jadi penulis,” jelas Siska.
Selain itu, ia juga berkolaborasi dalam novel ‘Ada Cinta di Putih Abu-Abu,’ sebuah kisah romansa remaja yang menggambarkan cinta di masa sekolah.
Menariknya, dua novelnya, ‘Semua Akan Indah Pada Waktunya’ dan ‘Ada Cinta di Putih Abu-Abu,’ merupakan hasil dari event kepenulisan dengan tenggat waktu yang ketat. “Kita dibatasi waktu, cuma dua minggu untuk 14 bab, dan maksimal satu bulan untuk 20 bab. Kalau lewat sehari, didiskualifikasi,” ungkap Siska.
Meski penuh tekanan, Siska menikmati prosesnya, terutama karena kecintaannya pada genre romansa. “Dari semua genre, saya paling suka yang ‘Ada Cinta di Putih Abu-Abu.’ Mungkin karena cerita remaja itu relate banget,” katanya sambil tersenyum.
Penghargaan dan Dukungan yang Menginspirasi
Kesuksesan Siska tak lepas dari kerja keras dan dukungan komunitasnya. Pada 2023, ia dinobatkan sebagai Penulis Terbaik oleh penerbit indie tempatnya bernaung, dalam acara spesial ulang tahun penerbit tersebut. “Alhamdulillah, saya masuk dua kategori, dan dapat Penulis Terbaik. Ada juga kategori berpasangan, King and Queen, saya dapat juara pilihan juri,” ujarnya dengan bangga.
Siska mengaku bahwa semangatnya terus terjaga berkat komunitas yang selalu mendukung. “Orang-orang di grup besar itu welcome banget sama pemula. Nggak ada yang meremehkan. Mereka malah kasih semangat dan bimbingan,” tuturnya.
Komunitas ini tidak hanya berbagi ilmu, tetapi juga memberikan dorongan moral yang membuat Siska percaya diri untuk terus menulis.
Pesan untuk Penulis Pemula
Kisah Siska Saidi adalah bukti bahwa bakat bisa berkembang dari hal-hal sederhana, seperti hobi membaca dan keberanian untuk mencoba. “Jangan takut untuk memulai, meski cuma iseng. Kalau ada komunitas yang mendukung, manfaatkan. Belajar dari mereka yang sudah berpengalaman, dan teruslah menulis,” pesannya untuk para penulis pemula.
Dengan tiga novel yang telah diterbitkan dan penghargaan yang diraih, Siska Saidi terus mengukir langkah di dunia kepenulisan. Ia membuktikan bahwa dengan semangat, dukungan, dan sedikit keberanian, semua memang akan indah pada waktunya.
Penulis: Aldy Fadly
Editor: Cakra