Dialektik News-Dalam rangka merayakan Idul Fitri 1 Syawal 1446 H, Sangadi Meyambanga Timur Umar Laganawa didaulat sebagai khatib dalam shalat Idul Fitri di Masjid Al-Qamar Desa Meyambanga Timur, pada Senin (31/03/25).
Umar menyampaikan pesan mendalam tentang Idul Fitri dan keberkahannya bagi umat Islam.
Lewat judul khotbah ‘Idul Fitri momentum kerukunan dan cinta kemanusiaan’ Ia mengatakan bahwa Idul Fitri adalah ayunan untuk membawa orang ke kualitas mereka sendiri.
Kualitas tersebut merupakan transformasi dari kegelapan dalam pikiran hingga hati yang damai.
Umar banyak menekankan uraian tentang jalan menuju pembersihan jiwa yang sejati. Sebuah pesan dakwah yang relevan dengan momentum Idul Fitri.
Namun pembersihan jiwa itu punya tantangan yang sering luput diingat manusia. Dalam khutbahnya Umar punya pesan spesifik yang perlu dikoreksi karena dinilai sering terjadi dilingkungan umum masyarakat hari ini.
Yaitu tentang sikap intoleran. Baik itu kepada pemeluk agama lain maupun kepada sesama umat muslim saat ini.
“Sikap yang tidak toleran, tidak menghormati dan menghargai itu dilarang. Perilaku mengganggu dan tindak kekerasan itu tidak dianjurkan. Perbuatan merusak dan meresahkan itu tidak diperkenankan. Bertengkar, berseteru hingga tidak saling tegur sapa itu tidak dituntunkan,” pesannya.
Di penghujung khutbah, Umar berdoa agar Allah SWT menerima amal ibadah dan kebaikan umat Islam selama ramadan, menjadikan mereka hamba yang shaleh, serta memberikan mereka kesempatan untuk merasakan kembali keberkahan ramadan.
Shalat Idul Fitri yang diikuti oleh seluruh masyarakat Meyambanga Timur itu berlangsung dengan lancar dan penuh khidmat.
Usai Umar menuruni mimbar, para jamaah mulai berjabat tangan dan bermaaf-maafan sebagaimana yang dilakukan umat muslim pada umumnya.